Sunday, June 9, 2013

Samarinda Kota



Kota Samarinda 
Layaknya kota besar samarinda kota selalu di padati dengan hiruk pikuk orang yang bekerja. Setiap hari jalannya padat, macet ada di hampir tiap sudut kota. Ya macet, seperti menjadi hal biasa di sini. Menurut orang orang yang lama tinggal, kemacetan yang terjadi di samarinda kota belum lama terjadi. Kira kira baru  5 tahunan ini ketika orang beramai-ramai memberli mobil dan motor. Ruas jalan yang pertumbuhannya tidak secepat penggunanya otomatis macet ada di mana-mana.
Motor lewat di ruas trotoar. Trotoar yang seharusnya di peruntukkan untuk pejalan kaki seolah tidak berlaku di kota tepian ini. karena setiap hari motor motor tanpa rasa bersalah berlenggang di sana. Trotoar seakan menjadi jalan tol untuk sepeda motor ketika macet terjadi. Tak ada rasa bersalah, apalagi menyesal melakukan hal ini. Alhasil pejalan kaki malah yang kudu ekstra hati-hati ketika lewaqt trotoar karena takut ketabrak motor. Pertanyaannya kalo trotoar sudah tidak aman untuk pejalan kaki maka pejalan kaki kudu jalan di mana ya ? tuing-tuing ...... jadi kita harus hati-hati tuh kalo jalan di trotoar di samarinda, satu lagi hati-hati kalo ada lubang drainase, kadang-kadang ada juga di trotoar, lengah sedikit bisa kejebur.
Semarang kaline banjir... lagu itu mungkin sering saya dengar di semarang. Karena memang kalau hujan semarang sungainya banjir, atau ketika hujan deras dan air rob  semarang banjir.  Banjir ternyata bukan hanya masalah di kota semarang, kota samarinda pun ternyata demikian bahkan lebih parah. Ketika masuk ke kota samarinda jalan-jalan aspal nya tidak berwarna hitam legam tetapi hitam agak kecoklat-coklatan. Warna itu ternyata dari sisa-sisa lumpur yang di bawa oleh banjir. Ketika hujan dengan intensitas yang ringan saja banjir sudah dapat kita jumpai. Daerah yang paling sering menjadi langganan banjir adalah daerah sempaja dan perempatan lembuswana. 
Kadang kala ketika hujan lebat dan air sungai mahakam sedang pasang, banjir bisa meluas kemana-mana. Perempatan air hitam juanda, juanda 8, juanda 7, jalan antasari,  ahmad yani, jalan lambung amangkurat dan banyak jalan yang lain akan tergenang. Banjir yang terjadi hanya setinggi 5-25 cm tetapi cukup mengganggu aktivitas. Belum lagi motor-motor yang kadang kala  macet kalo kemasukan air mesinnya. Banjir memang bikin malas apalagi jika sering terjadi. Aktivitas pertambangan dan kelancarann aliran air baik sungai dan selokan memang perlu di perhatikan.
Ketika berkunjung ke samarinda jangan membayangkan kota yang sepi dan fasilitas yang  belum ada. Salah besar, samarinda kota merupakankota yang besar dan megah, hampir seluruh kebutuhan ada di sini. Mall, hotel berbintang lima, pusat perbelanjaan, bank-bank besar, perusahan besar, bandara, angkutan semua ada di sini. Sinyal handphone lumayan ada lah, tapi memang belum semua sih tapi kenceng kok. Ada juga yang kebingungan masalah ATM dan pom bensin ada semua, walau pun pom bensin memang kadang tidak 24 jam tetapi  pukul 21.00 WITA biasanya ada yang sudah tutup, dan harus sabar antre... :P.
Terlepas dari sejumlah masalah yang ada, samarinda kota masih menyimpang banyak pesona. Banyak tempat-tempat  yang yang bisa di tuju, antara lain :
  1. Masjid Islamic Center
  2. Masjid Darusalam
  3. Jembatan Mahulu
  4. Jembatan mahakam
  5. Pasar Pagi
  6. Kawasan citra Niaga
  7. Terminal Sei kujang
  8. Terminal lempake
  9. Taman Budaya
  10. Sungai Mahakam

Naik Kapal Nyebrang di Sungai Mahakam



Naik Kapal Nyebrang di Sungai Mahakam 

Kalo berkunjung ke kota samarinda untuk berwisata, ada nih alternatif wisata yang sangat asik dan murah meriah. Naik kapal penumpang dan berkeliling di sungai mahakam. Tempatnya ada di depan pasar segiri, di sana ada banyak kapal-kapal kecil yang biasanya sebagai angkutan untuk menyebrangkan penumpang dari samarinda kota ke samarinda sebrang.
Murah kok, kalo satu orang sekitar Rp. 7000, 00 atau kalau orang nya antar 5-12 orang bisa sewa kapalnya tuh untuk pulang pergi, kapalnya juga bisa nunggu kita sekitar 30 menit sampai satu jam.
Menyebrang sungai mahakam dengan kapal kecil benar-benar kayak nyebrang selat di laut, ombaknya huih asik, anginnya sepoi-sepoi dan pemandangan nya keren, kita melihat jembatan mahakam, masjid darusalam dan masjid islamic center dari tengah sungai mahakam, selain itu pas lewat kapal kapal batu bara atau kapal yang sandar di pinggir-pinggir sungai. 

Menyebrang sungai mahakam dengan kapal kecil benar-benar kayak nyebrang selat di laut, ombaknya huih asik, anginnya sepoi-sepoi dan pemandangan nya keren, kita melihat jembatan mahakam, masjid darusalam dan masjid islamic center dari tengah sungai mahakam, selain itu pas lewat kapal kapal batu bara atau kapal yang sandar di pinggir-pinggir sungai.
 


Dengan kapal kecil itu kita bisa sandar sebentar ke samarinda sebrang, kita bisa berkunjung ke masjid shiratal mustaqim, rumah tenun sentral batik kalimantan, atau bisa ke tempat permukiman orang-orang bugis. Rumah-rumahnya ada di atas sungai mahakam. Huih keren deh pokoknya.
Perjalannan dari pelabuhan sungai pasar segiri ke masjid shiratal mustaqim sekitar 30 menit jalan-jalan atau salat 30 menit pas pulang ke pasar segiri sekitar 40 menit, lebih lama karena melawan arus. Jadi ya sekitar 1,5 jam kita bisa puas jalan-jalan. Biaya Rp 100.000,00 untuk 10 orang, hanya Rp 10 ribu per orang. Iya kan asik dan murah meriah.


info jalan-jalan lain